by Duladi Samarinda
Perbedaan AS dengan SAW
AS ini artinya allaihisalam, pemberi penjamin keselamatan, sehingga Yesus diberi gelar asy-syukruf, perhiasan syafaat pemberi jaminan keselamatan itu sendiri. Muhammad itu diberikan gelar SAW, sollallohu allaihi wasallam, artinya adalah peminta jaminan keselamatakan. Ini perbedaannya. Sehingga Muhammad diberi gelar Nabi Pembawa Solawat.
Yang satu Nabi Pembawa Syafaat, yang satu Nabi Pembawa Solawat. Syafaat ini bergerak untuk memberikan doa kepada seluruh umat manusia. Solawat ini meminta doa bagi seluruh umat manusia.
Setiap habis orang sholat, wajib hukumnya baca solawat. Setiap orang habis ngaji, wajib hukumnya baca solawat. Allohumma solli ala sayyidina muhammadin wa ala sayyidina muhammad ku anfusakum wa ahlikum naron. Ya Alloh, selamatkanlah junjunganku Muhammad wa ala alihi dan selamatkanlah juga sanak kadang keluarganya. Wa sohbihi, selamatkan juga keluarganya. Ku anfusakum wa ahlikum naron, dari ancaman Alloh yang berupa neraka.
Jadi kita tinggal memilih, mau memilih nabi yang membawa syafaat, atau memilih nabi yang membawa solawat. Tinggal kita memilih. Dan kita menawarkan kepada umat manusia. Bukan menawarkan agama. Agama tidak bisa menyelamatkan manusia. Tapi kita tawarkan, mau meneruskan, mau mengikuti teladan junjungan yang akan memberikan jaminan keselamatan itu sendiri, atau meminta jaminan keselamatan itu sendiri. Kita sendiri belum tentu selamat. Di mana kita bisa mendoakan bagi pemimpin.
Jadi hadirnya solawat itu ada riwayatnya sendiri. Ketika Muhammad pada usia 61 tahun, Muhammad tidak bisa mendeteksi racun yang masuk ke dalam tubuhnya. Karena Muhammad diracun oleh istrinya sendiri. Jadi yang meracuni Muhammad waktu itu adalah istrinya sendiri, istri yang ketujuh belas. Jadi istrinya Muhammad itu total dua puluh dua. Istri yang ketujuh belas ini meracuni dia. Dua tahun. Kata orang Jawa, iki digawe kembang amben, mati gak mati urip gak urip. Pada waktu itu Muhammad melafalkan surat Yasin. Kita lihat sekarang, saudara-saurada kita ketika melihat orang sakit, orang lagi nazak, orang yang lagi sekarat, pasti diturunkan surat Yasin. Jadi surat Yasin dibaca, membuat satu pernyataan, lek mati ndang matio, lek urip ndang uripo (Ind: kalau mau mati cepatlah mati, kalau mau hidup cepatlah hidup, ed.).
Waktu itu juga begitu. Karena waktu dibacakan surat Yasin tidak tidak sembuh malah nazak tidak karu-karuan, akhirnya Muhammad mengumpulkan seluruh keluarga dan para sahabatnya untuk memberikan doa keselamatan supaya segera hari itu juga nyawanya dicabut.
Nah, setelah diturunkan bahasa solawat ini, dengan kata-kata “allohuma solli ala sayyidina muhammadin wa ala ali sayyidina muhammad, ” baru Muhammad meninggal.